Nama : Fajri Yusuf
Kelas : 4KA41
NPM : 12111660
Sumber
:
http://mussofiany.blogspot.com/2012/10/kolaborasi-arsitektur-sisi-client-dan.html
TULISAN 3 – Arsitektur Client
dan Arsitektur Server
1.
Perbedaan
Arsitektur sisi client dan sisi server
ARSITEKTUR
SISI CLIENT
Ada beberapa karakteristik dari sisi
klien pada umunya sudah kita ketahui, yaitu :
1. Pihak klien selalu memulai permintaan/permohonan ke pihak server
1. Pihak klien selalu memulai permintaan/permohonan ke pihak server
2. Setelah
mengirim permintaan, kemudian klien akan menunggu balasan atau jawaban atas
permintaannya dari server
4. Biasanya
klien akan terhubung ke sejumlah kecil dari server pada satu waktu
5. Biasanya
berinteraksi langsung dengan end-user (pengguna akhir) dengan menggunakan user
interface (antarmuka pengguna)
6. Khusus
jenis klien mencakup web browser, email klien dan online chat klien
ARSITEKTUR SISI SERVER
Sama dengan sisi klien (client side),
sisi server (side server) juga memiliki karakteristik seperti di bawah ini :
1. Sebagai
penyedia layanan, sisi server akan selalu menunggu permintaan dari
sisi klien
sisi klien
2. Sesuai
dengan tugasnya, melayani dan menjawab permintaan data yang
diminta oleh klien
diminta oleh klien
3. Sebuah
server dapat berkomunikasi dengan server lain untuk melayani
permintaanklien
permintaanklien
4. Jenis
server khusus mencakup web server, FTP server, database server, email
server, file server, print server. Mayoritas dari web layanan tersebut juga merupakan jenis server.
server, file server, print server. Mayoritas dari web layanan tersebut juga merupakan jenis server.
2.
Kolaborasi
arsitektur sisi client dan sisi server
1. Standalone
(one-tier)
Pada arsitektur ini semua pemrosesan dilakukan pada
mainframe. Kode aplikasi, data dan semua komponen sistem ditempatkan dan
dijalankan pada host. Seperti terlihat pada gambar 1.1.
Walaupun
komputer client dipakai untuk mengakses mainframe, tidak ada pemrosesan yang
terjadi pada mesin ini, dan karena mereka “dump-client” atau “dump-terminal”.
Tipe model ini, dimana semua pemrosesan terjadi secara terpusat, dikenal
sebagai berbasis-host. Sekilas dapat dilihat kesalahan pada model ini. Ada dua
masalah pada komputasi berbasis host: Pertama, semua pemrosesan terjadi pada
sebuah mesin tunggal, sehingga semakin banyak user yang mengakses host, semakin
kewalahan jadinya.
Jika
sebuah perusahaan memiliki beberapa kantor pusat, user yang dapat mengakses
mainframe adalah yang berlokasi pada tempat itu, membiarkan kantor lain tanpa
akses ke aplikasi yang ada.
Pada saat
itu jaringan sudah ada namun masih dalam tahap bayi, dan umumnya digunakan untuk
menghubungkan terminal dump dan mainframe. Internet baru saja dikembangkan oleh
pemerintah US dan pada saat itu dikenal sebagai ARPANET. Namun keterbatasan
yang dikenakan pada user mainframe dan jaringan telah mulai dihapus.
2. Client/Server (two-tier)
Dalam
model client/server, pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada client dan
server. Client/server adalah tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan banyak
client dan sebuah server yang dihubungkan melalui sebuah jaringan, seperti
terlihat dalam gambar 1.2. Aplikasi ditempatkan pada komputer client dan mesin
database dijalankan pada server jarak-jauh. Aplikasi client mengeluarkan
permintaan ke database yang mengirimkan kembali data ke client-nya.
Dalam
client/server, client-client yang cerdas bertanggung jawab untuk bagian dari
aplikasi yang berinteraksi dengan user, termasuk logika bisnis dan komunikasi
dengan server database. Tipe-tipe tugas yang terjadi pada client adalah :
· Antarmuka
pengguna
· Interaksi
database
· Pengambilan
dan modifikasi data
· Sejumlah
aturan bisnis
· Penanganan
kesalahan
Server
database berisi mesin database, termasuk tabel, prosedur tersimpan, dan trigger
(yang juga berisi aturan bisnis). Dalam sistem client/server, sebagian besar
logika bisnis biasanya diterapkan dalam database. Server database manangani :
· Manajemen
data
· Keamanan
· Query,
trigger, prosedur tersimpan
· Penangan
kesalahan
Arsitektur
client/server merupakan sebuah langkah maju karena mengurangi beban pemrosesan
dari komputer sentral ke komputer client. Ini berarti semakin banyak user
bertambah pada aplikasi client/server, kinerja server file tidak akan menurun
dengan cepat. Dengan client/server user dair berbagai lokasi dapat mengakses
data yang sama dengan sedikit beban pada sebuah mesin tunggal. Namun masih
terdapat kelemahan pada model ini. Selain menjalankan tugas-tugas tertentu,
kinerja dan skalabilitas merupakan tujuan nyata dari sebagian besar aplikasi.
Model client/server memiliki sejumlah keterbatasan :
· Kurangnya
skalabilitas
· Koneksi
database dijaga
· Tidak
ada keterbaharuan kode
· Tidak
ada tingkat menengah untuk menangani keamanan dan transaksi
Aplikasi-aplikasi
berbasis client/server memiliki kekurangan pada skalabilitas. Skalabilitas
adalah seberapa besar aplikasi bisa menangani suatu kebutuhan yang meningkat –
misalnya, 50 user tambahan yang mengakses aplikasi tersebut. Walaupun model
client/server lebih terukur daripada model berbasis host, masih banyak
pemrosesan yang terjadi pada server. Dalam model client/server semakin banyak
client yang menggunakan suatu aplikasi, semakin banyak beban pada server.
Koneksi
database harus dijaga untuk masing-masing client. Koneksi menghabiskan sumber
daya server yang berharga dan masing-masing client tambahan diterjemahkan ke
dalam satu atau beberapa koneksi. Logika kode tidak bisa didaur ulang karena
kode aplikasi ada dalam sebuah pelaksanaan executable monolitik pada client.
Ini juga menjadikan modifikasi pada kode sumber sulit. Penyusunan ulang
perubahan itu ke semua komputer client juga membuat sakit kepala.
Keamanan
dan transaksi juga harus dikodekan sebagai pengganti penanganan oleh COM+/MTS.
Bukan berarti model client/server bukanlah merupakan model yang layak bagi
aplikasi-aplikasi. Banyak aplikasi yang lebih kecil dengan jumlah user terbatas
bekerja sempurna dengan model ini. Kemudahan pengembangan aplikasi
client/server turut menjadikannya sebuah solusi menarik bagi perusahaan.
Pengembangan
umumnya jauh lebih cepat dengan tipe sistem ini. Siklus pengembangan yang lebih
cepat ini tidak hanya menjadikan aplikasi meningkat dan berjalan dengan cepat
namun juga lebih hemat biaya.
3. Three-Tier / Multi-Tier
Model
three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk menjawab keterbatasan pada
arsitektur client/server. Dalam model ini, pemrosesan disebarkan di dalam tiga
lapisan (atau lebih jika diterapkan arsitektur multitier). Lapisan ketiga dalam
arsitektur ini masing-masing menjumlahkan fungsionalitas khusus. Yaitu :
· Layanan
presentasi (tingkat client)
· Layanan
bisnis (tingkat menengah)
· Layanan
data (tingkat sumber data)
Layanan
presentasi atau logika antarmuka pengguna ditempatkan pada mesin client. Logika
bisnis dikeluarkan dari kode client dan ditempatkan dalam tingkat menengah.
Lapisan layanan data berisi server database. Setiap tingkatan dalam model
three-tier berada pada komputer tersendiri, seperti pada gambar 1.3
3. Konsep
model three-tier adalah model yang membagi fungsionalitas ke dalam
lapisan-lapisan, aplikasi aplikasi mendapatkan skalabilitas,
keterbaharuan, dan keamanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar